Selamat Datang di zona anti korupsi, Bila ada Temuan Tindak Pidana Korupsi dan Pidana Umum Hubungi : contact person 085720000524

Senin, 24 Desember 2018

Delapan Tahun, Kakek Tua dan Anak Putus Sekolah Huni di Saung Kumuh berdingding Bilik Rapuh di Sagaranten Kabupaten Sukabumi.

Kakek tua / Bapak Majen
Berada di Perataran depan Gubuk
Hunian Tempat Tinggalnya.

Saber Sukabumi,.



Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, pada saat beberapa waktu yang lalu, lebih tepatnya di bulan November 2018. Sebelumnya telah Membentuk atau Berkomitmen secara bersama, untuk menandatangani dari suatu Program Kotaku, demi Mewujudkan Kolaborasi dalam Percepatan Penanganan Kumuh.

Program tersebut merupakan dari Program Pemerintah Pusat, yang mana telah diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, yang memiliki target 100% akses air minum, nol% kawasan Permukiman Kumuh dan 100% akses sanitasi Layak atau Lazim, yang disebut 100-0-100 (seratus nol seratus).

Namun sebelumnya disisi lain, pada Program untuk Realisasi Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di seluruh Jawa Barat, termasuk  bagi Kabupaten Sukabumi. Bahwa hingga saat ini (Rutilahu) telah mencapai 178.500 unit yang tersebar di Jawa Barat, dan Hal ini melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jabar yaitu 100.000 unit.

Tetapi apa yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, selalu saja Rumah Gubuk Kumuh yang berlapiskan diding bilik Tidak Layak Huni seperti ini sering bermunculan kepermukaan, dan masih saja diketemukan pada sekitar pelosok Kabupaten Sukabumi. Seperti yang kita simak dalam kemasan pemberitaan ini, dari sumber informasi yang mana sebelumnya sudah kami ketahui, sebut saja "Kristiawan Saputra". Bahwa ternyata Rumah gubuk berlapisan bilik bambu yang sudah lapuk dan bolong ini, dengan ukuran panjang kali lebar 2,5 x 2 meter persegi,), telah di Huni oleh seorang Kakek tua, sebut saja Bapak Majen dan anaknya, selama kurun waktu Delapan tahun (8 tahun) lamanya.

Lokasi rumah gubug berlapisan bilik yang sudah rapuk tersebut, tepatnya berada di Kampung Cigaluga, RT. 1, RW 6, Desa Pasanggrahan, Sagaranten Kabupaten Sukabumi. Saung yang mereka huni sama sekali tak nampak seperti hunian, sudah jelas dindingnya hanya berupa bilik bambu yang sudah lapuk dan bolong, dan Ukurannya pun sangat sempit, hanya seluas seperti Kandang hewan atau jamban.

Bagian yang terlhat tampak depan saja, bahwa saung hunian Bapak tua Majen serta Reza selaku anaknya sangat prihatin, dan terkesan sangat kumuh. Sedangkan dari baju jemuran yang terlihat menumpuk, tidak beraturan di beberapa bentangan tali yang dibuat seadanya.
"Bapak Majen itu duda, sudah hampir 15 tahun hidup bersama satu orang anaknya yang putus sekolah," ungkap Salsa (39 tahun) tetangga Majen dan Reza.

Selanjutnya salsa mengatakan, "Lahan yang ditempati bapak tua dan anak tersebut bukan hak milik. Mereka menumpang di saung yang berada di area kebun milik orang lain, dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Majen serta anaknya Reza selama ini bekerja sebagai serabutan sesuai dengan kemampuannya.
"Kasian jika sekalinya sudah turun hujan, atap saung gubuk biliknya pada bocor, dan anaknya sering mengungsi di tempat pengajian," paparnya.

Melihat kondisi Majen dan Reza, para tetangga berencana akan memindahkan hunian mereka. Secara kebetulan ada seorang tetangga yang memperbolehkan lahannya, jika dibangun hunian untuk Tempat tinggal bapak paruh baya dan anak putus sekolah tersebut.
"Rencananya kami bersama para pemuda setempat akan merehab, dan sekaligus memindahkan lokasinya ke tempat yang sekiranya untuk di huni. Ada lahan pemberian warga, untuk bambu dan kayu sudah tersedia, cuma kendalanya hanya biaya didalam Pembangunan hunian tersebut, Perlu adanya uluran tangan," pungkasnya, salsa. (22/12/2018).


Tampak Samping dan Belakang
Hunian Tempat Tinggal Kakek tua / Bapak Majen.

































Redatur : Asep Ragiel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar